Denpasar (ANTARA News) - Ariya Phounsavath menjuarai kejuaraan balap sepeda Tour d'Indonesie (TdI) 2018 meski pada etape terakhir dari Gilimanuk menuju Denpasar, Bali, Minggu hanya finis keempat dibawah rekan satu timnya yang menjadi juara, Peerapol Chawchiangkwang.
Pebalap yang memperkuat Thailand Continental Cycling Team ini menjadi juara kejuaraan level tertinggi di Indonesia yaitu 2.1 UCI setelah mengumpulkan waktu tercepat sejak etape pertama untuk menempuh jarak 615,8 km yaitu 14:11:20.
Pebalap yang memperkuat Thailand Continental Cycling Team ini menjadi juara kejuaraan level tertinggi di Indonesia yaitu 2.1 UCI setelah mengumpulkan waktu tercepat sejak etape pertama untuk menempuh jarak 615,8 km yaitu 14:11:20.
Dengan hasil ini, Ariya berhak menyandang Gandaria Jersey dan berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp80 juta dan hadiah diberikan langsung oleh perwakilan UCI, Amarjit Sigh, yang didampingi Ketua Umum PB ISSI, Raja Sapta Oktohari.
"Apa yang saya raih saat ini merupakan buah kerja keras bersama dengan tim. Balapan disini tidaklah mudah. Cuaca juga berubah-ubah. Saya akui balapan disini cukup berat dan persaingan cukup ketat," kata Ariya usai menerima hadiah.
Selain menjadi juara untuk klasemen umum, pebalap asal Laos ini juga menyandang predikat sebagai Raja Tanjakan kejuaraan yang tujuh terakhir itu vakum setelah mengumpulkan poin terbanyak yaitu 15 poin. Poin yang diraih tidak mampu dikejar oleh Habibal Tesfay dengan 10 poin.
Tanda-tanda kemenangan peraih emas SEA Games 2013 terlihat sejak etape tiga yang finis di Banyuwangi, Sabtu (27/1). Saat itu Ariya mampu mengakhiri balapan di posisi lima klasemen umum dan hanya selisih15 detik dengan pemuncak klasemen, Abdul Gani.
Ariya yang merupakan pebalap dengan spesialisasi tanjakan ini, terbilang konsisten selama menjalani balapan yang berlangsung empat etape yang start di Candi Prambanan dan finis di Denpasar Bali. Apalagi selama perlombaan didukung penuh oleh tim yang solid.
Dengan hasil ini, Ariya juga membawa timnya yaitu Thailand Continental Cycling Team menjadi juara untuk kategori tim. Tim asal Negeri Gajah Putih ini membukukan total catatan waktu 42:38:36 atau selisih lima menit 57 detik dengan posisi dua yaitu Team Sapura Cycling Malaysia.
Untuk predikat sebagai raja sprint (klasemen poin), direbut oleh pebalap tim 7 Eleven Filipina, Rustom Lim setelah mampu membukukan total poin 16. Ini juga sebuah kejutan karena sejak etape pertama posisi ini dihuni pebalap Terengganu Cycling Team, Nur Amirul Fakhruddin.
Sementara itu, untuk posisi pebalap Indonesia tercepat direbut oleh Aiman Cahyadi yang memperkuat Team Sapura Cycling Malaysia. Pebalap asal Bandung ini mampu menggusur posisi Abdul Gani yang sejak etape dua mengendalikan posisi tersebut.
"Saya bersyukur dengan hasil ini. Latihan yang selama ini saya lakukan tidak sia-sia. Semoga hasil ini mampu menjadi motivasi saya untuk menjalani balapan tahun ini," kata Cahyadi saat dikonfirmasi usai balapan.
TdI 2018 merupakan kejuaraan balap sepeda pertama di Indonesia yang menggunakan level 2.1. Balapan ini selain untuk menjadi yang terbaik, juga untuk memantau kemampuan pebalap Indonesia yang nantinya akan turun di Asian Games 2018.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.