Sukabumi (ANTARA News) - Warga yang tinggal di lokasi bencana pergerakan tanah di Desa Bantarkalong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, khususnya yang berada di Kampung Pasirjambu meminta untuk direlokasi.

"Daerah ini sudah tidak layak lagi untuk dijadikan tempat permukiman warga, karena setiap tahunnya selalu terjadi bencana pergerakan tanah yang dikarenakan tanah di Kampung Pasirjambu, Kecamatan Warungkiara ini, sudah labil," kata Kepala Desa Bantarkalong Syahrian Hasan di Sukabumi, Selasa.

Menurutnya, warga yang tinggal di kampung tersebut kerap membangun dan memperbaiki kembali rumahnya yang rusak akibat pergerakan tanah seperti amblas bahkan ada juga yang roboh.

Disebutkan pondasinya rawan amblas karena tanahnya sudah sangat labil sehingga bisa dikatakan tidak layak lagi untuk dijadikan permukinan warga.

Bahkan, sejak Minggu, (28/1) hingga Selasa, (30/1) tanah masih bergerak dan tidak menutup kemungkinan akan meluas ke kampung lainnya. Maka dari itu salah satu solusinya adalah dengan cara merelokasi warga ke tempat yang lebih aman.

"Kami sudah sampaikan keinginan warga tersebut kepada pihak camat dan Pemkab Sukabumi karena jika dipaksakan mendiami daerah ini maka warganya selalu menjadi korban bencana dan dikhawatirkan jatuhnya korban jiwa," tambahnya.

Syahrial mengatakan mungkin Pemkab Sukabumi bisa memanfaatkan tanah miliknya yang jaraknya tidak jauh dari permukiman warga yang terdampak bencana pergerakan tanah ini. Namun ia mengakui relokasi bukan hal yang mudah karena harus sejalan dengan hajat hidup masyarakat di kampung tersebut salah satunya ketersediaan sekolah dan tempat usaha.

Sementara, Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman mengatakan akibat bencana pergerakan tanah di Kampung Pasirjambu, Desa Bantarkalong ini sebanyak 31 rumah rusak.

Adapun rinciannya, sebanyak empat unit rusak berat, dua unit rusak sedang dan sisanya atau sebanyak 25 unit rusak ringan. "Di lokasi pergerakan tanah tersebut kami juga sudah mendirikan tenda darurat dan menyiapkan kebutuhan para pengungsi yang jumlahnya sembilan kepala keluarga," katanya.
Pewarta: 
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018