Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 22 poin menjadi Rp13.284 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.306 per dolar Amerika Serikat.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta, Senin, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal keempat 2017 yang melambat dibandingkan periode sebelumnya menjadi salah satu faktor yang menahan laju dolar Amerika Serikat terhadap mata uang dunia, termasuk rupiah.

Ia mengemukakan bahwa Departemen Perdagangan Amerika Serikat melaporkan PDB Amerika Serikat pada kuartal keempat tumbuh 2,6 persen (year-on-year), turun dari kuartal sebelumnya yang sebesar 3,2 persen.

"Pertumbuhan pada kuartal keempat itu juga lebih rendah dari estimasi para ekonom yang sebesar tiga persen," katanya.
Ia mengatakan bahwa secara keseluruhan, ekonomi Amerika Serikat tumbuh 2,3 persen sepanjang tahun 2017, lebih tinggi dari pertumbuhan 2016 yang sebesar 1,5 persen, namun masih di bawah target pemerintah sebesar tiga persen.

Kendati demikian, lanjut dia, pelemahan dolar Amerika Serikat relatif terbatas menyusul imbal hasil obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun naik. Kenaikan itu dapat menyebabkan permintaan dolar Amerika Serikat meningkat.

Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menambahkan, Bank Indonesia yang menyatakan kondisi perekonomian Indonesia terus membaik dan akan lebih baik lagi di masa mendatang menjaga stabilitas nilai tukar domestik.

"Sentimen dalam negeri yang positif diharapkan masih bertahan sehingga memberikan imbas positif pada aset-aset berdenominasi rupiah," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (29/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.327 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.303 per dolar Amerika Serikat.
Pewarta: 
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018