Sunday, January 28, 2018

Satu kasus difteri tercatat di Pontianak

Satu kasus difteri tercatat di Pontianak
Dokumentasi--Petugas medis menyuntikkan vaksin difteri kepada seorang anak saat pelaksanaan Gebyar Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri di salah satu pusat perbelanjaan, di kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (20/1/2018). Dinas Kesehatan Kota Bekasi terus mengupayakan sosialisasi pencegahan penyakit difteri kepada masyarakat dengan melaksanakan Gebyar Outbreak Responce Immunization (ORI) Difteri di setiap wilayah Kecamatan, untuk sasaran imunisasi anak usia satu hingga 19 tahun sebanyak 973.634 anak. (ANTARA /Risky Andrianto) ()
Pontianak (ANTARA News) - Hingga saat ini, tercatat satu kasus difteri dari empat kasus terduga difteri di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, kata Kadis Kesehatan Kota setempat, Sidiq Handanu.

"Kami sudah melakukan langkah cepat, dengan mendatangi empat tempat tinggal tiap pasien terduga difetri tersebut dan melakukan diimunisasi massal, termasuk di sekolahnya pasien tersebut," kata Sidiq Handanu di Pontianak, Minggu.

Ia menjelaskan, pihaknya sudah mendapatkan surat dari Kemenkes bahwa Kota Pontianak merupakan salah satu kabupaten/kota di Indonesia yang harus melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) atau ORI adalah salah satu upaya penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) suatu penyakit dengan pemberian imunisasi. 

"Tindakan itu sebagai strategi untuk mencapai kekebalan individu dan komunitas hingga sekitar 90 - 95 persen, sehingga KLB difteri bisa diatasi, yang dilakukan di bulan Juli hingga Agustus 2018, dan Februari 2019," ungkapnya.
Ia menambahkan, karena masih ada beberapa bulan lagi, sejak awal tahun dirinya telah memerintahkan masing-masing Puskesmas melakukan imunisasi kepada anak-anak yang tidak, atau belum mendapatkan imunisasi secara lengkap, malah sudah ada posko pelayanan imunisasi di tiap Puskesmas.

"Kota Pontianak akan mendapatkan jatah vaksin sekitar 90 ribu sasaran dan ini gratis," katanya.
Ia menambahkan, berkaitan dengan difteri, anak di bawah satu tahun harus tiga kali diimunisasi. Imunisasi kembali diberikan saat umur 18 bulan, dan ketika di Sekolah Dasar.

Difteri disebabkan oleh bakteri, menurut dia, penyakit itu sangat mudah menular, bahkan air ludah, bisa jadi media penularan. Penyakit ini tergolong berbahaya dengan angka kematian sekitar 10 persen.
Pewarta: 
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Satu kasus difteri tercatat di Pontianak

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.