Jakarta (ANTARA News) - Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Senisuka Ginting, keluar sebagai juara dalam turnamen bulu tangkis Indonesia Masters 2018 yang dihelat di Istora Senayan, Jakarta.

Pada pertarungan final, Minggu, Ginting mampu menyudahi perlawanan wakil Jepang, Sakai Kazumasa, dalam laga dua gim langsung 21-13, 21-12.
Bermain ketat di awal laga, Ginting baru mampu meninggalkan poin Sakai menjelang waktu interval 10-8. Meski Sakai berusaha mengimbangi permainan Ginting, poin wakil Indonesia ini terus menjauh dan tak sekalipun bisa didekati lagi oleh wakil Jepang.

Kekalahan di gim pertama dan dukungan pendukung yang sangat besar pada Ginting membuat Sakai seperti tak berdaya di gim kedua. Wakil Indonesia yang terus memimpin di awal laga, terus menjauh dan akhirnya penempatan kok cerdas ke sisi kanan depan lapagan permainan Sakai oleh Ginting menyudahi permainan selama 33 menit ini dengan kemenangan Ginting.

"Puji Tuhan, ini gelar pertama saya di Indonesia, permainan cukup ketat pada awal-awal laga. Pada akhir pertadingan agak terlihat dia mungkin agak tegang juga mungkin karena suporter, saya juga sebenarnya antisipasi permainan dia lawan Son Wan Ho, dia bagus juga bukan pemain sembarangan. Saya inisiatif terus menyerang untuk dapatkan poin," kata Ginting.

Dengan kemenangan ini dan sepanjang perjalanan menuju final dirinya kerap mengalahkan pemain hebat seperti Chen Long (China) dan Chou Tien Chen (Taiwan), Ginting menyebut hal ini menjadi modal untuk pertandingan-pertandingan berikutnya dan targetnya menembus peringkat 10 besar dunia.

"Saya tak terlalu memikirkan menggebu-gebu buru-buru masuk top 10 saya coba yang terbaik saja setiap pertandingan. Dengan capaian ini saya harap tunggal putra Indonesia lebih termotivasi untuk berprestasi ke depan," ujar Ginting.

Sementara itu, sang lawan Kazumasa Sakai, menyebut hasil minornya lebih banyak karena faktor kelelahan sehingga tak mampu menandingi kecepatan permainan Ginting di partai final ini yang kerap membuatnya tertekan.

"Tadi Ginting mainnya memiliki kecepatan dan smash yang kencang karenanya menjadi tekanan tersendiri bagi saya sehingga saya juga sering melakukan kesalahan sendiri," ujar Sakai.

Terkait dengan atmosfer penggemar bulu tagkis di Istora Senayan, Jakarta, Sakai menyebut hal itu bukan menjadi tekanan bagi dia.

"Tidak, tidak menjadi tekanan, saya masih enjoy bermain dan pada Indonesia Terbuka 2018 Juli mendatang, saya akan datang lagi, akan ke final lagi dan akan juara," ucap Sakai menambahkan.

Dengan hasil di final Indonesia Masters 2018 yang setara Super Series pada musim-musim sebelumnya, Ginting sekarang sudah mengoleksi dua gelar Super Series setelah pada 2017 memenangkan Korea Terbuka ketika di final mengalahkan kompatriotnya, Jonatan Christie.
Pewarta: 
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018