Jakarta (ANTARA News) - Atas nama rakyat Palestina, seorang muslimah asal Gaza, Rajaa Onim memberikan bantuan kepada korban gempa bumi, yang pusat gempanya berada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
"Kami turut prihatin atas apa yang menimpa saudara-saudara kami di Banten akibat bencana gempa ini," katanya dalam penjelasan yang disampaikan kepada Antara di Jakarta, Selasa.
"Saya hadir di sini sebagai bentuk solidaritas sesama Muslim, dukungan moril ini atas nama rakyat Palestina untuk masyarakat Indonesia," tambahnya.
Rajaa Onim, yang saat ini berada di Indonesia, dan sedang mendampingi suaminya Abdillah Onim, pegiat kemanusiaan Indonesia untuk Palestina, tergerak untuk berbagi dan membantu mereka yang menjadi korban gemba Banten tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa tektonik berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) terjadi di 81 kilometer barat daya Lebak, Provinsi Banten pada Selasa (23/1) pukul 13.34 WIB, dan terasa di wilayah Jabar, Banten, dan Jakarta.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, pada Jumat (26/1/) menjelaskan bahwa sebanyak 2.760 unit rumah rusak dengan rincian 291 rusak berat, 575 rusak sedang, dan 1.894 rusak ringan sebagai dampak gempa itu.
"Saya menyisihkan sedikit uang belanja, yang dialokasikan dalam bentuk sembako untuk membantu korban gempa di Banten melalui Yayasan Pusat Budaya Indonesia - Palestina (PBIP)," kata Rajaa Onim.
Paket sembako berjumlah 100 kardus itu berisi kebutuhan pokok seperti beras, telur, teh, kopi, kecap, minyak goreng dan mi siap saji.
Ditemani bayinya yang baru berusia 1 bulan bersama adik kandungnya asal Palestina, Mutasem, ia menempuh perjalanan tujuh jam dari Jakarta pada Rabu (26/1) menuju lokasi bencana di Desa Pasir Kanyere, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, untuk menyerahkan secara simbolis bantuan secara langsung kepada mereka yang rumahnya hancur akibat gemba.
Meski situasi di lokasi hujan, namun tidak menghalangi proses pembagian sembako yang secara langsung diserahkan oleh Rajaa Onim kepada para ibu rumah tangga tersebut.
Tampak para korban, yang juga mayoritas dari kalangan ibu rumah tangga sangat bahagia menyambut kedatangan Rajaa Onim berserta tim dari Jakarta.
Selain menyerahkan sembako kepada para korban, Rajaa Onim juga diajak untuk melihat langsung beberapa rumah yang rusak total akibat guncangan gemba.
Kehadiran Rajaa Onim di lokasi gemba Banten, menarik perhatian seluruh masyarakat dan juga aparat yang sedang bertugas di lokasi.
Mereka menilai bahwa kehadiran Rajaa Onim sangat luar biasa, di mana ternyata orang Palestina pun tetap peduli dengan nasib saudara-saudara mereka di Indonesia yang sedang tertimpa musibah.
Saat bertemu dengan para pengungsi yang masih menempati tenda, wanita asal Gaza menyampaikan bahwa bantuan itu adalah "hadiah sangat sederhana" dari saudara di Palestina melalui dirinya.
"Muslim Palestina sebenarnya ingin hadir agar dapat mengunjungi para pengungsi di Banten, karena Indonesia dan Palestina punya ikatan batin dan hubungan akidah," katanya.
"Akan tetapi mereka belum bisa hadir di sini karena kondisi Palestina masih dijajah dan sudah lebih dari 11 tahun Gaza masih diblokade zionis Israel, mereka tidak bisa kemana-mana," tambahnya.
Namun, kata dia, kondisi itu menunjukkan bahwa ikut berbagi kebersamaan jika saudara-sudara mereka tertimpa musibah tidak terhalang situasi di mana Palestina adalah negara yang sampai saat ini masih dijajah oleh Israel.
"Kami turut prihatin atas apa yang menimpa saudara-saudara kami di Banten akibat bencana gempa ini," katanya dalam penjelasan yang disampaikan kepada Antara di Jakarta, Selasa.
"Saya hadir di sini sebagai bentuk solidaritas sesama Muslim, dukungan moril ini atas nama rakyat Palestina untuk masyarakat Indonesia," tambahnya.
Rajaa Onim, yang saat ini berada di Indonesia, dan sedang mendampingi suaminya Abdillah Onim, pegiat kemanusiaan Indonesia untuk Palestina, tergerak untuk berbagi dan membantu mereka yang menjadi korban gemba Banten tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa tektonik berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) terjadi di 81 kilometer barat daya Lebak, Provinsi Banten pada Selasa (23/1) pukul 13.34 WIB, dan terasa di wilayah Jabar, Banten, dan Jakarta.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, pada Jumat (26/1/) menjelaskan bahwa sebanyak 2.760 unit rumah rusak dengan rincian 291 rusak berat, 575 rusak sedang, dan 1.894 rusak ringan sebagai dampak gempa itu.
"Saya menyisihkan sedikit uang belanja, yang dialokasikan dalam bentuk sembako untuk membantu korban gempa di Banten melalui Yayasan Pusat Budaya Indonesia - Palestina (PBIP)," kata Rajaa Onim.
Paket sembako berjumlah 100 kardus itu berisi kebutuhan pokok seperti beras, telur, teh, kopi, kecap, minyak goreng dan mi siap saji.
Ditemani bayinya yang baru berusia 1 bulan bersama adik kandungnya asal Palestina, Mutasem, ia menempuh perjalanan tujuh jam dari Jakarta pada Rabu (26/1) menuju lokasi bencana di Desa Pasir Kanyere, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, untuk menyerahkan secara simbolis bantuan secara langsung kepada mereka yang rumahnya hancur akibat gemba.
Meski situasi di lokasi hujan, namun tidak menghalangi proses pembagian sembako yang secara langsung diserahkan oleh Rajaa Onim kepada para ibu rumah tangga tersebut.
Tampak para korban, yang juga mayoritas dari kalangan ibu rumah tangga sangat bahagia menyambut kedatangan Rajaa Onim berserta tim dari Jakarta.
Selain menyerahkan sembako kepada para korban, Rajaa Onim juga diajak untuk melihat langsung beberapa rumah yang rusak total akibat guncangan gemba.
Kehadiran Rajaa Onim di lokasi gemba Banten, menarik perhatian seluruh masyarakat dan juga aparat yang sedang bertugas di lokasi.
Mereka menilai bahwa kehadiran Rajaa Onim sangat luar biasa, di mana ternyata orang Palestina pun tetap peduli dengan nasib saudara-saudara mereka di Indonesia yang sedang tertimpa musibah.
Saat bertemu dengan para pengungsi yang masih menempati tenda, wanita asal Gaza menyampaikan bahwa bantuan itu adalah "hadiah sangat sederhana" dari saudara di Palestina melalui dirinya.
"Muslim Palestina sebenarnya ingin hadir agar dapat mengunjungi para pengungsi di Banten, karena Indonesia dan Palestina punya ikatan batin dan hubungan akidah," katanya.
"Akan tetapi mereka belum bisa hadir di sini karena kondisi Palestina masih dijajah dan sudah lebih dari 11 tahun Gaza masih diblokade zionis Israel, mereka tidak bisa kemana-mana," tambahnya.
Namun, kata dia, kondisi itu menunjukkan bahwa ikut berbagi kebersamaan jika saudara-sudara mereka tertimpa musibah tidak terhalang situasi di mana Palestina adalah negara yang sampai saat ini masih dijajah oleh Israel.
Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.