Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dinilai mempunyai alasan khusus tersendiri untuk tetap ke Afghanistan meskipun terjadi insiden ledakan bom yang menewaskan lebih dari 100 orang sebelumnya di Kabul, Afghanistan.
"Pak Presiden ingin menunjukkan pada dunia, juga pada Afghanistan mengenai komitmen Pemerintah Indonesia untuk ikut mengambil bagian dalam kaitan dengan perdamaian di Afghanistan," kata Staf Khusus Presiden Johan Budi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
"Pak Presiden ingin menunjukkan pada dunia, juga pada Afghanistan mengenai komitmen Pemerintah Indonesia untuk ikut mengambil bagian dalam kaitan dengan perdamaian di Afghanistan," kata Staf Khusus Presiden Johan Budi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Johan menambahkan, alasan lain Presiden Jokowi untuk tidak membatalkan kunjungan kenegaraannya ke Afghanistan demi alasan keamanan yakni untuk membalas kunjungan Presiden Afghanistan yang sebelumnya sudah ke Indonesia.
Karena itu dalam kunjungannya ke Afghanistan, Senin (29/1), Presiden Jokowi bertemu dengan para ulama di sana.
"Kemudian mereka mengusulkan Indonesia agar menjadi tempat berkumpulnya ulama internasional. Nah komitmen ini tidak menghalangi keinginan Presiden berkunjung ke Afghanistan," katanya.
Selama kunjungan tersebut, Presiden Jokowi sebagaimana dijelaskan Johan juga menolak untuk mengenakan rompi anti-peluru.
Presiden kata Johan, ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak takut dengan teror.
"Keinginan kuat Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Jokowi untuk ikut secara aktif dalam kaitan membantu perdamaian di wilayah di antaranya di Afghanistan, itu tidak menghalangi niat dan suasana yang tidak aman itu oleh Pak Presiden di-`ignore`," katanya.
Presiden Jokowi juga menghadiahkan peci hitam simbol bangsa Indonesia kepada Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Sementara Presiden Ghani juga menghadiahkan turban atau kopiah khas Afghanistan yang kemudian dikenakan Jokowi untuk mengimami sholat.
"Peci hitam itulah simbol bangsa kita. Indonesia kan di luar itu (dikenal dengan) peci hitam, itu menjadi simbol. Diplomasi peci," kata Johan.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.