Jenewa (ANTARA News) - Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan pada Selasa (30/1) bahwa 75 persen maskapai yang disurvei pada awal Januari mengindikasikan peningkatan profitabilitas tahun-ke-tahun di kuartal keempat 2017 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016.
Dalam survei kepercayaan bisnis terbaru dari para direktur keuangan atau chief financial officer (CFO) dan kepala-kepala kargo, IATA menemukan bahwa mayoritas (56 persen) melaporkan bahwa mereka memperkirakan tingkat profitabilitas mereka akan membaik dalam 12 bulan mendatang.
Dalam survei kepercayaan bisnis terbaru dari para direktur keuangan atau chief financial officer (CFO) dan kepala-kepala kargo, IATA menemukan bahwa mayoritas (56 persen) melaporkan bahwa mereka memperkirakan tingkat profitabilitas mereka akan membaik dalam 12 bulan mendatang.
Prospek positif ini didukung oleh pertumbuhan permintaan yang kuat baik pada segmen penumpang maupun angkutan. Dikatakan 86 persen responden memperkirakan volume penumpang akan meningkat dari tahun ke tahun -- proporsi tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Sebanyak 38 persen responden melaporkan kenaikan biaya-biaya pada kuartal IV tahun 2017 dibandingkan dengan periode yang sama setahun sebelumnya, dengan banyak mengkhususkan dampak kenaikan harga bahan bakar.
Namun demikian, asosiasi penerbangan mengatakan bahwa tren kenaikan harga minyak diperkirakan akan terus berdampak pada biaya penerbangan di tahun mendatang.
Dikatakan, sebagian karena kekuatan latar belakang ekonomi serta permintaan dan penawaran saat ini, responden IATA tampak yakin dengan prospek pendapatan dari penumpang dan barang selama setahun ke depan.
Prospek untuk pekerjaan industri selama 12 bulan ke depan tetap positif, dengan 37 persen responden memperkirakan akan meningkatkan lapangan kerja dan proporsi yang sama mengharapkan untuk mempertahankan tingkat saat ini.
Sebanyak 38 persen responden melaporkan kenaikan biaya-biaya pada kuartal IV tahun 2017 dibandingkan dengan periode yang sama setahun sebelumnya, dengan banyak mengkhususkan dampak kenaikan harga bahan bakar.
Namun demikian, asosiasi penerbangan mengatakan bahwa tren kenaikan harga minyak diperkirakan akan terus berdampak pada biaya penerbangan di tahun mendatang.
Dikatakan, sebagian karena kekuatan latar belakang ekonomi serta permintaan dan penawaran saat ini, responden IATA tampak yakin dengan prospek pendapatan dari penumpang dan barang selama setahun ke depan.
Prospek untuk pekerjaan industri selama 12 bulan ke depan tetap positif, dengan 37 persen responden memperkirakan akan meningkatkan lapangan kerja dan proporsi yang sama mengharapkan untuk mempertahankan tingkat saat ini.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.