Ketua Pengurus Cabang Istimewa NU Agus Susanto (kiri) dengan koleganya di Stasiun Kereta Taipei, tempat berkumpulnya TKI di hari Minggu. Foto Erafzon SAS (ANTARA News/Erafzon Sas)
Jadi tidak hanya sekadar ingin menikah, tetapi karena adab dan akhlak TKI yang menjadikan mereka tersentuh, meski diyakini hidayah itu tetap milik Allah
Taipei (ANTARA News) - Pengurus Cabang Istimewa (PIC) NU Taiwan setiap minggu menerima permintaan penduduk Taipei yang ingin menjadi pemeluk agama Islam dengan mengucapkan dua kalimah syahadat.
Ketua PCINU Taiwan Agus Susanto di Taipei, Senin, mengatakan fenomena ini terjadi dalam 2-3 tahun terakhir dimana minat penduduk Taipei dan Taiwan untuk menjadi pemeluk agama Islam meningkat.
"Setiap minggu ada saja permintaan dari penduduk asli yang ingin masuk Islam," ujar Agus.
Dia sudah menyiapkan segala hal proses permindahan agama atau keyakinan tersebut menjadi mudah.
"Kami sudah mempersiapkan ustadz yang berkompeten untuk itu agar secara agama prosesinya sah dan memenuhi syarat-syaratnya," ucap Agus.
Keinginan masuk Islam juga terjadi di kalangan buruh migran (TKI) yang semula berbeda keyakinan dan setelah bekerja di Taiwan berinteraksi dengan TKI lainnya lalu mendapat hidayah untuk memeluk Islam.
Agus menyatakan tidak selalu perpindahan agama itu disebabkan karena keinginan pria Taiwan untuk menikah dengan TKI yang dalam hal ini menjadi fenomena baru dalam 3-4 tahun terakhir.
Sebagian bersar TKI muslimah, lanjut dia, dan data PCI-NU menyatakan tidak sedikit dari mereka adalah alumni dari madrasah atau pondok pesantren NU. Sehingga lebih mudah PCINU untuk membina dan menguatkan keyakinan mereka.
Dia juga menangkap fenomena bahwa perilaku TKI yang ramah, mudah senyum, sopan dalam berpakaian dan berperilaku serta istiqomah menjalankan keyakinannya menjadi faktor penyebab penduduk Taiwan untuk memeluk Islam.
"Jadi tidak hanya sekadar ingin menikah, tetapi karena adab dan akhlak TKI yang menjadikan mereka tersentuh, meski diyakini hidayah itu tetap milik Allah," kata Agus.
Lalu bagaimana dengan pembinaan selanjutnya bagi mualaf tersebut? Agus menyatakan bahwa PCI-NU sudah membuat paket informasi yang diperlukan untuk memperdalam agama dan konsultasi tatap muka kapan saja, sesuai kebutuhan mualaf.
PCINU Taiwan berdiri pada tahun 2007, diprakarsai oleh sejumlah TKI yang aktif dalam wadah pengajian rutin yang kemudian difasilitasi sepenuhnya oleh PBNU, dan kini memiliki 11 ranting di Taiwan.
Baca juga: 70 persen anak muda Taiwan minat berbisnis
Baca juga: Kementerian Pendidikan Taiwan luncurkan program pembelajaran daring, "Huayu 101"
Baca juga: Pura-pura jadi mualaf, dua pelaku penipuan diringkus
Baca juga: Resmi menikah dengan pemuda Batang, Ilaria si gadis Italia rela jadi mualaf
Ketua PCINU Taiwan Agus Susanto di Taipei, Senin, mengatakan fenomena ini terjadi dalam 2-3 tahun terakhir dimana minat penduduk Taipei dan Taiwan untuk menjadi pemeluk agama Islam meningkat.
"Setiap minggu ada saja permintaan dari penduduk asli yang ingin masuk Islam," ujar Agus.
Dia sudah menyiapkan segala hal proses permindahan agama atau keyakinan tersebut menjadi mudah.
"Kami sudah mempersiapkan ustadz yang berkompeten untuk itu agar secara agama prosesinya sah dan memenuhi syarat-syaratnya," ucap Agus.
Keinginan masuk Islam juga terjadi di kalangan buruh migran (TKI) yang semula berbeda keyakinan dan setelah bekerja di Taiwan berinteraksi dengan TKI lainnya lalu mendapat hidayah untuk memeluk Islam.
Agus menyatakan tidak selalu perpindahan agama itu disebabkan karena keinginan pria Taiwan untuk menikah dengan TKI yang dalam hal ini menjadi fenomena baru dalam 3-4 tahun terakhir.
Sebagian bersar TKI muslimah, lanjut dia, dan data PCI-NU menyatakan tidak sedikit dari mereka adalah alumni dari madrasah atau pondok pesantren NU. Sehingga lebih mudah PCINU untuk membina dan menguatkan keyakinan mereka.
Dia juga menangkap fenomena bahwa perilaku TKI yang ramah, mudah senyum, sopan dalam berpakaian dan berperilaku serta istiqomah menjalankan keyakinannya menjadi faktor penyebab penduduk Taiwan untuk memeluk Islam.
"Jadi tidak hanya sekadar ingin menikah, tetapi karena adab dan akhlak TKI yang menjadikan mereka tersentuh, meski diyakini hidayah itu tetap milik Allah," kata Agus.
Lalu bagaimana dengan pembinaan selanjutnya bagi mualaf tersebut? Agus menyatakan bahwa PCI-NU sudah membuat paket informasi yang diperlukan untuk memperdalam agama dan konsultasi tatap muka kapan saja, sesuai kebutuhan mualaf.
PCINU Taiwan berdiri pada tahun 2007, diprakarsai oleh sejumlah TKI yang aktif dalam wadah pengajian rutin yang kemudian difasilitasi sepenuhnya oleh PBNU, dan kini memiliki 11 ranting di Taiwan.
Baca juga: 70 persen anak muda Taiwan minat berbisnis
Baca juga: Kementerian Pendidikan Taiwan luncurkan program pembelajaran daring, "Huayu 101"
Baca juga: Pura-pura jadi mualaf, dua pelaku penipuan diringkus
Baca juga: Resmi menikah dengan pemuda Batang, Ilaria si gadis Italia rela jadi mualaf
Pewarta: Erafzon Saptiyulda
Editor: Monalisa
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Monalisa
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.