Beijing (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk China Soegeng Rahardjo mengingatkan para mahasiswa asal Indonesia di negara berpenduduk terbesar di dunia itu untuk selalu mempertahankan jati diri bangsa."
Jati diri dan nilai-nilai budaya Indonesia harus selalu dipertahankan, terutama dalam menghadapi ancaman pengaruh liberalisme, radikalisme, dan ekstrimisme," katanya dalam keterangan tertulisnya kepada Antara di Beijing, Senin, seusai bertemu para mahasiswa asal Indonesia di Changsa.
Di depan sekitar 50 mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Ibu Kota Provinsi Hunan itu, Dubes Soegeng berharap mereka menjadi generasi yang bermanfaat bagi keluarga, bangsa, dan agama.
"Setiap WNI harus punya sense of mission, termasuk para mahasiswa yang merupakan aset terpenting bangsa Indonesia," ujarnya.
Menurut dia, kesadaran hidup berbangsa dan bernegara memerlukan komitmen dan keinginan tulus untuk berkorban bagi kepentingan bersama.
Oleh sebab itu, pihaknya mendorong Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Cabang Changsha yang baru terbentuk empat tahun lalu untuk terus menyediakan wadah silaturahmi di antara para mahasiswa Indonesia.
"Banyak hal yang perlu ditiru dari pembangunan ekonomi RRT dalam 20 tahun terakhir yang berhasil mendorong proses modernisasi lebih cepat dari yang telah dilakukan oleh banyak negara Barat dalam 200 tahun. Mereka punya etos kerja tinggi, integritas, dan disiplin, namun tidak lupa tetap mempetahankan jati diri bangsa," kata Soegeng.
Dalam kunjungan kerjanya ke Changsa, Dubes juga menyosialisasikan Kartu Masyarakat Indonesia dan memberikan kesempatan kepada WNI untuk menyampaikan masukan, aspirasi, dan berbagai permasalahan yang dihadapi, terutama dalam berinteraksi dengan pihak otoritas dan masyarakat setempat.
Jumlah WNI yang menetap di daratan Tiongkok sampai saat ini mencapai 6.900 orang yang mayoritas pelajar.
Jumlah tersebut sama banyaknya dengan jumlah WNI pemegang visa kunjungan singkat yang dikeluarkan oleh pemerintah China.
Di depan sekitar 50 mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Ibu Kota Provinsi Hunan itu, Dubes Soegeng berharap mereka menjadi generasi yang bermanfaat bagi keluarga, bangsa, dan agama.
"Setiap WNI harus punya sense of mission, termasuk para mahasiswa yang merupakan aset terpenting bangsa Indonesia," ujarnya.
Menurut dia, kesadaran hidup berbangsa dan bernegara memerlukan komitmen dan keinginan tulus untuk berkorban bagi kepentingan bersama.
Oleh sebab itu, pihaknya mendorong Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Cabang Changsha yang baru terbentuk empat tahun lalu untuk terus menyediakan wadah silaturahmi di antara para mahasiswa Indonesia.
"Banyak hal yang perlu ditiru dari pembangunan ekonomi RRT dalam 20 tahun terakhir yang berhasil mendorong proses modernisasi lebih cepat dari yang telah dilakukan oleh banyak negara Barat dalam 200 tahun. Mereka punya etos kerja tinggi, integritas, dan disiplin, namun tidak lupa tetap mempetahankan jati diri bangsa," kata Soegeng.
Dalam kunjungan kerjanya ke Changsa, Dubes juga menyosialisasikan Kartu Masyarakat Indonesia dan memberikan kesempatan kepada WNI untuk menyampaikan masukan, aspirasi, dan berbagai permasalahan yang dihadapi, terutama dalam berinteraksi dengan pihak otoritas dan masyarakat setempat.
Jumlah WNI yang menetap di daratan Tiongkok sampai saat ini mencapai 6.900 orang yang mayoritas pelajar.
Jumlah tersebut sama banyaknya dengan jumlah WNI pemegang visa kunjungan singkat yang dikeluarkan oleh pemerintah China.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.