Ikan tuna yang diekspor ke Jepang gradenya A, kalau Malaysia, Singapura, Hongkong, dan Korea Selatan gradenya A sama B, kalau ke Thailand semua grade kita ekspor."
Sabang, Aceh (ANTARA News) - Ikan tuna hasil tangkapan masyarakat nelayan provinsi paling ujung barat Sumatera tembus pasar internasional dan sudah di ekspor hingga ke enam negara di Asia.
"Kita memulai ekspor ikan tuna dari tahun 2012 dan sekarang sudah tembus ke enam negara," kata Manager Nagata Tuna Khairul Amri di Banda Aceh, Selasa.
Manager Nagata Tuna menjelaskan, ikan tuna tersebut diekspor ke enam negara meliputi, Malaysia, Singapura, Thailand, Hongkong, Jepang dan Korea Selatan melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Bintang Bintang Aceh Besar.
"Ikan tuna yang kita ekspor itu loin (daging semua) ke Malaysia, Sigapura, Thailand, Jepang, Hongkong dan Korea Selatan dan gradenya dari A sampai D," sebut Khaiul.
"Ikan tuna yang diekspor ke Jepang gradenya A, kalau Malaysia, Singapura, Hongkong, dan Korea Selatan gradenya A sama B, kalau ke Thailand semua grade kita ekspor," jelasnya detil.
Lebih lanjut ia mengakui, jumlah ekspor ikan tuna ke enam negara tersebut sesuai permintaan dan rata-rata sekali ekspor 300 kilogram.
"Satu minggu kita enam kali ekspor dan jumlahnya bervariasi dari 300 hingga 400 kilogram sekali pengiriman," sebut Manager Nagata Tuna.
Sebelumnya, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh mencatat, produksi ikan tuna sirip kuning (yellow fin) yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Lampulo Banda Aceh mengalami peningkatan dari 2.119 ton naik menjadi 2.459 ton pada tahun 2016.
"Produksi ikan tuna yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Lampulo, Aceh pada tahun 2016 sebanyak 2.459 ton," sebut Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Aceh Aliman baru ini.
Aliman menyampaikan, hasil tangkapan ikan tuna nelayan tradisional Aceh itu secara grafik menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Tahun 2015 tangkapan ikan tuna 2.119 ton dan pada tahun 2016 tangkapannya meningkat 2.459 ton," sebutnya lagi.
Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Aceh juga mengakui, hasil tangkapan ikan tuna tersebut sekitar 90 persen dijual ke Medan, Sumatera Utara (Sumut) dan selebihnya dikonsumsi masyarakat lokal dan ada juga yang diekspor ke negeri Jiran, Malaysia.
"Sekitar 90 persen ikan tuna itu masih dijual ke Medan dan ada juga yang diekspor ke Malaysia melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang Aceh tujuan Kuala Lumpur (Malaysia), namun skalanya masih kecil," ujar Aliman.
"Kita memulai ekspor ikan tuna dari tahun 2012 dan sekarang sudah tembus ke enam negara," kata Manager Nagata Tuna Khairul Amri di Banda Aceh, Selasa.
Manager Nagata Tuna menjelaskan, ikan tuna tersebut diekspor ke enam negara meliputi, Malaysia, Singapura, Thailand, Hongkong, Jepang dan Korea Selatan melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Bintang Bintang Aceh Besar.
"Ikan tuna yang kita ekspor itu loin (daging semua) ke Malaysia, Sigapura, Thailand, Jepang, Hongkong dan Korea Selatan dan gradenya dari A sampai D," sebut Khaiul.
"Ikan tuna yang diekspor ke Jepang gradenya A, kalau Malaysia, Singapura, Hongkong, dan Korea Selatan gradenya A sama B, kalau ke Thailand semua grade kita ekspor," jelasnya detil.
Lebih lanjut ia mengakui, jumlah ekspor ikan tuna ke enam negara tersebut sesuai permintaan dan rata-rata sekali ekspor 300 kilogram.
"Satu minggu kita enam kali ekspor dan jumlahnya bervariasi dari 300 hingga 400 kilogram sekali pengiriman," sebut Manager Nagata Tuna.
Sebelumnya, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh mencatat, produksi ikan tuna sirip kuning (yellow fin) yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Lampulo Banda Aceh mengalami peningkatan dari 2.119 ton naik menjadi 2.459 ton pada tahun 2016.
"Produksi ikan tuna yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Lampulo, Aceh pada tahun 2016 sebanyak 2.459 ton," sebut Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Aceh Aliman baru ini.
Aliman menyampaikan, hasil tangkapan ikan tuna nelayan tradisional Aceh itu secara grafik menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Tahun 2015 tangkapan ikan tuna 2.119 ton dan pada tahun 2016 tangkapannya meningkat 2.459 ton," sebutnya lagi.
Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Aceh juga mengakui, hasil tangkapan ikan tuna tersebut sekitar 90 persen dijual ke Medan, Sumatera Utara (Sumut) dan selebihnya dikonsumsi masyarakat lokal dan ada juga yang diekspor ke negeri Jiran, Malaysia.
"Sekitar 90 persen ikan tuna itu masih dijual ke Medan dan ada juga yang diekspor ke Malaysia melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang Aceh tujuan Kuala Lumpur (Malaysia), namun skalanya masih kecil," ujar Aliman.
Editor: B Kunto Wibisono
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.