Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian terus mendorong industri dalam negeri melakukan  ekspor ke Amerika Serikat untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan baku yang diimpor guna meningkatkan manfaat bagi perekonomian nasional.

Menperin menyampaikan, pihaknya tengah memacu peningkatan ekspor produk manufaktur nasional ke Negeri Paman Sam, yang antara lain meliputi komoditas pakaian, tekstil dan sepatu.
 
"Untuk itu, kami ikut mengakselerasi penyelesaian perundingan kerja sama bilateral yang komprehensif,” ujarnya.

Salah satu yang ingin disepakati dengan Amerika Serikat, yakni tarif bea masuk untuk ketiga komoditas manufaktur Indonesia tersebut bisa dihapuskan atau nol persen. 

“Kami meyakini langkah menggenjot ekspor ini, tentu akan mendongkrak produktivitas dan penyerapan tenaga kerja industri,” imbuhnya.

Kemenperin mencatat neraca perdagangan RI dengan AS mengalami surplus pada dua tahun terakhir. 

Pada 2016, surplus sekitar 8,47 miliar dolar AS, sedangkan pada 2017 surplus sebesar 9,44 miliar dolar AS. Sementara itu, total nilai ekspor nonmigas RI ke AS mencapai 15,68 miliar dolar AS pada 2016 dan naik pada tahun 2017 menjadi 17,14 miliar dolar AS.

Di samping itu, lanjut Airlangga, pihaknya aktif mengajak pelaku industri AS agar melakukan ekspansi dan investasi baru di Indonesia. 

“Selama ini mereka banyak investasi di sektor industri ekstraktif. Nah, kali ini, kami mendorong di sektor yang siap memasuki era industri 4.0 atau digital economy,” jelasnya.

Sejalan hal tersebut, Kemenperin bersama pemangku kepentingan terkait sedang fokus menciptakan Indonesia menjadi basis ekosistem digital guna mendukung tumbuhnya investasi di sektor industri 4.0.

“Berdasarkan Making Indonesia 4.0, ada lima sektor yang akan menjadi pionir, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia dan elektronika,” sebutnya.

Airlangga optimistis pembentukan ekosistem digital dapat pula menjadi solusi untuk menumbuhkan usaha rintisan (startup) hingga sektor industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri. 

“Kami ingin champion dari AS, seperti Google, Apple dan perusahaan-perusahaan di Silicon Valley. Ini yang mesti kita tarik minatnya ke Indonesia,” paparnya.

Salah satu contoh, yakni Apple telah merealisasikan komitmen investasinya dengan membangun Apple Developer Academy di Tangerang sebagai pusat inovasi di Tanah Air. 

“Mereka juga akan membuka di Surabaya dan Batam, yang rencananya meluluskan 400 orang dalam program satu tahun,” tuturnya.

Baca juga: Indonesia manfaatkan perang dagang As-China dongkrak ekspor

 
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2018