Jakarta (ANTARA News) - Komnas Perempuan menyerukan kepada semua pihak, terutama pengguna media sosial  tidak menghubungkan bencana dengan penghakiman berbasis agama  maupun budaya yang cenderung menyalahkan, menakut-nakuti dan dapat memperparah kondisi korban bencana. 

Komisioner Komnas Perempuan Azriana di Jakarta, Minggu mengatakan temuan Komnas Perempuan di beberapa wilayah bencana memperlihatkan ada  kecenderungan menyalahkan perempuan atau mengaitkan bencana dengan isu moralitas perempuan.

"Termasuk menghubungkan kondisi jenazah perempuan dengan stigma-stigma yang merendahkan perempuan, tanpa menimbang dampaknya pada keluarga yang ditinggalkan dan martabat perempuan korban yang kehilangan nyawa," kata dia.
Media dan pengguna media sosial diminta untuk turut sensitif pada penderitaan korban dan keluarganya dengan menyampaikan berita yang informatif, mendorong "sense of urgency" dan solidaritas publik.

Komnas menyarankan masyarakat  untuk menyebar informasi mengenai kecepatan penanganan dan  wilayah yang belum ditangani, data korban dan menghubungkan dengan keluarganya.  Komnas meminta masyarakat menghindari pemberitaan yang mengeksploitasi penderitaan korban dan keluarganya, termasuk penyebaran foto dan  atau video jenazah yang telah ditemukan.

Komnas Perempuan mengajak dan mendukung berbagai pihak untuk menyalurkan dukungan finansial dan lainnya yang dapat digunakan untuk membantu membangun kehidupan korban kembali.

"Melalui lembaga-lembaga yang mengelola bantuan dengan transparan dan akuntabel, baik lembaga pemerintah maupun lembaga yang diinisiasi masyarakat," kata dia.

 
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Wawan Indrawan
COPYRIGHT © ANTARA 2018