Sorong (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan tingkat menteri ASEAN untuk penanggulangan kejahatan transnasional (12th AMMTC) di Nay Pyi Taw, Myanmar.
Melalui siaran pers yang diterima Antara di Sorong, Rabu, menjelaskan bahwa menurut Kapolri Jenderal Tito, pertemuan rutin tahunan ini memiliki nilai yang strategis dalam memperkuat kerja sama antarnegara untuk pencegahan dan penanganan berbagai bentuk kejahatan transnasional di kawasan ASEAN.
Tito mengatakan, ada berbagai bentuk kejahatan yang menjadi perhatian utama dalam pertemuan ini antara lain penanggulangan kejahatan terorisme, perdagangan gelap narkotika dan obat terlarang serta perdagangan manusia.
"Kemudian berbagai jenis kejahatan siber perompakan, pencucian uang serta perdagangan satwa langka dan hasil hutan ilegal," kata Tito.
Mantan Kepala BNPT itu berharap pertemuan AMMTC tahun ini dapat menghasilkan berbagai program dan agenda bersama dalam upaya mencegah dan memberantas berbagai bentuk kejahatan transnasional di kawasan ASEAN.
Dalam acara yang berlangsung sejak 29 Oktober sampai 2 November 2018 ini, rencananya akan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Myanmar U Myint Swe di Myanmar International Convention Center (MICC) II yang diikuti seluruh delegasi dari 10 negara ASEAN serta delegasi dari Tiongkok, Korea Selatan dan Jepang.
Sementara delegasi Indonesia terdiri dari Polri, Kementerian Luar Negeri, Direktorat Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Sementara Tito Karnavian juga dijadwalkan untuk melaksanakan pertemuan bilateral dengan Menteri Dalam Negeri Myanmar Letjen Kyaw Swe dan Penasihat Keamanan Nasional Myanmar U Thaung Tun.
"Polri berkomitmen untuk memberikan pelatihan guna meningkatkan kapasitas personel Kepolisian Myanmar dalam pemeliharaan keamanan dalam negeri," ujarnya.
Menurut dia, Polri telah menyiapkan program pelatihan untuk Kepolisian Myanmar diantaranya pelatihan pengamanan unjuk rasa, penanganan kerusuhan massa, penyidikan kejahatan berbasis penghormatan terhadap nilai-nilai HAM dan berbagai program pelatihan lainnya.
"Peningkatan kapasitas personel Kepolisian Myanmar merupakan wujud nyata upaya Polri mendukung penyelesaian permasalahan keamanan dalam negeri Myanmar secara profesional, humanis dan berbasis penghormatan terhadap nilai-nilai HAM," kata dia.
Selanjutnya, Kapolri juga diagendakan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Senior Parlemen Singapura Amrin Amin untuk membahas berbagai isu keamanan di antara kedua negara.
Tito mengatakan, ada berbagai bentuk kejahatan yang menjadi perhatian utama dalam pertemuan ini antara lain penanggulangan kejahatan terorisme, perdagangan gelap narkotika dan obat terlarang serta perdagangan manusia.
"Kemudian berbagai jenis kejahatan siber perompakan, pencucian uang serta perdagangan satwa langka dan hasil hutan ilegal," kata Tito.
Mantan Kepala BNPT itu berharap pertemuan AMMTC tahun ini dapat menghasilkan berbagai program dan agenda bersama dalam upaya mencegah dan memberantas berbagai bentuk kejahatan transnasional di kawasan ASEAN.
Dalam acara yang berlangsung sejak 29 Oktober sampai 2 November 2018 ini, rencananya akan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Myanmar U Myint Swe di Myanmar International Convention Center (MICC) II yang diikuti seluruh delegasi dari 10 negara ASEAN serta delegasi dari Tiongkok, Korea Selatan dan Jepang.
Sementara delegasi Indonesia terdiri dari Polri, Kementerian Luar Negeri, Direktorat Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Sementara Tito Karnavian juga dijadwalkan untuk melaksanakan pertemuan bilateral dengan Menteri Dalam Negeri Myanmar Letjen Kyaw Swe dan Penasihat Keamanan Nasional Myanmar U Thaung Tun.
"Polri berkomitmen untuk memberikan pelatihan guna meningkatkan kapasitas personel Kepolisian Myanmar dalam pemeliharaan keamanan dalam negeri," ujarnya.
Menurut dia, Polri telah menyiapkan program pelatihan untuk Kepolisian Myanmar diantaranya pelatihan pengamanan unjuk rasa, penanganan kerusuhan massa, penyidikan kejahatan berbasis penghormatan terhadap nilai-nilai HAM dan berbagai program pelatihan lainnya.
"Peningkatan kapasitas personel Kepolisian Myanmar merupakan wujud nyata upaya Polri mendukung penyelesaian permasalahan keamanan dalam negeri Myanmar secara profesional, humanis dan berbasis penghormatan terhadap nilai-nilai HAM," kata dia.
Selanjutnya, Kapolri juga diagendakan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Senior Parlemen Singapura Amrin Amin untuk membahas berbagai isu keamanan di antara kedua negara.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.