Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Wartawan Indonesia di bawah kepemimpinan Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari menyatakan kesiapannya menjalankan visi-misi baru untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan.
"Dengan visi baru, yakni menjadikan PWI organisasi profesional dan bermartabat di era transformasi lanskap media dengan spirit kebangsaan, kebebasan, dan kreativitas digital, gerak dan langkah PWI akan diwarnai berbagai perubahan," ujar Atal S. Depari dalam acara pengumuman Pengurus Pusat PWI Masa Bakti 2018-2023, di Jakarta, Rabu.
Menurut Atal, visi tersebut dijadikan arah dan pedoman bagi lima misi PWI yang ada, yakni program pendidikan berbasis teknologi digital; Perbaikan manajemen dan administrasi berbasis teknologi digital; Gerakan nasional wartawan masuk kampus; Meningkatkan peran pengurus pusat untuk proaktif dalam penyelesaian masalah di daerah; dan PWI sebagai inisiator dan stakeholder perumusan regulasi media baru.
Dia mengatakan dari total anggota PWI seluruh Indonesia yang saat ini berjumlah sekitar 15.000 orang, sebanyak 9.480 di antaranya sudah memiliki kompetensi wartawan berbagai jenjang, 3.000 di antaranya sudah tersentuh pendidikan profesi, baik melalui safari jurnalistik, pra Uji Kompetensi Wartawan (UKW), Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI), dan lain-lain.
Atal mengemukakan UKW dan SJI diakui telah berjalan dengan baik, akan tetapi faktanya belum memenuhi harapan bagi semua wartawan anggota PWI.
"Masih banyak anggota PWI yang belum tersentuh pendidikan profesi wartawan yang standar. Sebagian besar melewati proses 'learning by doing'," ujar Atal S. Depari.
Untuk itu Atal menekankan pentingnya program dan strategi berupa peningkatan SDM melalui program pendidikan dan pelatihan jurnalistik dan non-jurnalistuk, berbasis digital.
Selain itu pemanfaatan penggunaan teknologi digital akan dimaksimalkan untuk pendataan anggota dan kegiatan organisasi.
Dengan "PWI Apps", diharapkan PWI kedepan akan berada dalam genggaman, atau dengan kata lain semua urusan PWI bisa diselesaikan melalui telpon pintar yang ada dalam genggaman.
Sementara itu guna memperlancar urusan pusat dan daerah, akan difasilitasi dengan platform "PWI Command Area & Center" yang merupakan manajemen terpusat PWI daerah dan pusat.
Dengan platform ini, seluruh administrasi dan manajemen dan informasi daerah dapat dipantau melalui satu sistem PWI Command Center.
"Hal ini dapat memudahkan PWI dalam memantau seluruh pengurus dan anggota PWI dari Sabang sampai Merauke," ujar Atal.
Sedangkan untuk meningkatkan peran pengurus pusat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di daerah, disiapkan satu platform digital secara khusus sehingga semua informasi dari anggota ke pengurus dan sebaliknya secara realtime.
Hal ini diharapkan dapat membuat semua pengurus lebih proaktif untuk merespon semua masalah sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing.
Berikutnya PWI akan bekerja sama dengan kampus-kampus ternama untuk menyelenggarakan pelatihan, dialog tentang jurnalisme, komunikasi massa, atau pun media baru yang kini terus berkembang, melalui Program Gerakan Wartawan Masuk Kampus (Journalist Goes to Campus).
Selain itu di era media sosial dewasa ini, PWI akan mendekatkan diri kepada para netizen generasi melenial, untuk berbagai pengetahuan dan ketrampilan, serta bersama-sama memerangi hoaks dan "fake news".
Selain itu dia mengatakan bahwa revolusi digital telah melahirkan fenomena media baru yakni media sosial, mesin pencari e-commerce, dan lain sebagainya.
Perkembangan media baru ini, kata dia, telah menimbulkan ancaman terhadap media konvensional atau media mainstream. Selain itu juga menimbulkan masalah baru seperti epedemi hoaks.
"Oleh karena itu perlu regulasi-regulasi baru untuk menyelamatkan institusi jurnalistik dan ruang publik yang beradab," jelasnya.
"Dengan visi baru, yakni menjadikan PWI organisasi profesional dan bermartabat di era transformasi lanskap media dengan spirit kebangsaan, kebebasan, dan kreativitas digital, gerak dan langkah PWI akan diwarnai berbagai perubahan," ujar Atal S. Depari dalam acara pengumuman Pengurus Pusat PWI Masa Bakti 2018-2023, di Jakarta, Rabu.
Menurut Atal, visi tersebut dijadikan arah dan pedoman bagi lima misi PWI yang ada, yakni program pendidikan berbasis teknologi digital; Perbaikan manajemen dan administrasi berbasis teknologi digital; Gerakan nasional wartawan masuk kampus; Meningkatkan peran pengurus pusat untuk proaktif dalam penyelesaian masalah di daerah; dan PWI sebagai inisiator dan stakeholder perumusan regulasi media baru.
Dia mengatakan dari total anggota PWI seluruh Indonesia yang saat ini berjumlah sekitar 15.000 orang, sebanyak 9.480 di antaranya sudah memiliki kompetensi wartawan berbagai jenjang, 3.000 di antaranya sudah tersentuh pendidikan profesi, baik melalui safari jurnalistik, pra Uji Kompetensi Wartawan (UKW), Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI), dan lain-lain.
Atal mengemukakan UKW dan SJI diakui telah berjalan dengan baik, akan tetapi faktanya belum memenuhi harapan bagi semua wartawan anggota PWI.
"Masih banyak anggota PWI yang belum tersentuh pendidikan profesi wartawan yang standar. Sebagian besar melewati proses 'learning by doing'," ujar Atal S. Depari.
Untuk itu Atal menekankan pentingnya program dan strategi berupa peningkatan SDM melalui program pendidikan dan pelatihan jurnalistik dan non-jurnalistuk, berbasis digital.
Selain itu pemanfaatan penggunaan teknologi digital akan dimaksimalkan untuk pendataan anggota dan kegiatan organisasi.
Dengan "PWI Apps", diharapkan PWI kedepan akan berada dalam genggaman, atau dengan kata lain semua urusan PWI bisa diselesaikan melalui telpon pintar yang ada dalam genggaman.
Sementara itu guna memperlancar urusan pusat dan daerah, akan difasilitasi dengan platform "PWI Command Area & Center" yang merupakan manajemen terpusat PWI daerah dan pusat.
Dengan platform ini, seluruh administrasi dan manajemen dan informasi daerah dapat dipantau melalui satu sistem PWI Command Center.
"Hal ini dapat memudahkan PWI dalam memantau seluruh pengurus dan anggota PWI dari Sabang sampai Merauke," ujar Atal.
Sedangkan untuk meningkatkan peran pengurus pusat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di daerah, disiapkan satu platform digital secara khusus sehingga semua informasi dari anggota ke pengurus dan sebaliknya secara realtime.
Hal ini diharapkan dapat membuat semua pengurus lebih proaktif untuk merespon semua masalah sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing.
Berikutnya PWI akan bekerja sama dengan kampus-kampus ternama untuk menyelenggarakan pelatihan, dialog tentang jurnalisme, komunikasi massa, atau pun media baru yang kini terus berkembang, melalui Program Gerakan Wartawan Masuk Kampus (Journalist Goes to Campus).
Selain itu di era media sosial dewasa ini, PWI akan mendekatkan diri kepada para netizen generasi melenial, untuk berbagai pengetahuan dan ketrampilan, serta bersama-sama memerangi hoaks dan "fake news".
Selain itu dia mengatakan bahwa revolusi digital telah melahirkan fenomena media baru yakni media sosial, mesin pencari e-commerce, dan lain sebagainya.
Perkembangan media baru ini, kata dia, telah menimbulkan ancaman terhadap media konvensional atau media mainstream. Selain itu juga menimbulkan masalah baru seperti epedemi hoaks.
"Oleh karena itu perlu regulasi-regulasi baru untuk menyelamatkan institusi jurnalistik dan ruang publik yang beradab," jelasnya.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.