Taipei (ANTARA News) - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen akan transit di Houston dan San Francisco dalam kunjungan kerjanya ke Amerika Latin bulan depan. Tindakan ini seketika membuat murka China yang kemudian menyeru AS untuk tidak mengizinkan pemimpin Taiwan itu mendarat di AS.
Kantor kepresidenan Tsai tidak mengungkapkan apakah perempuan presiden itu akan bertemu dengan tim Presiden terpilih Donald Trump, namun misi AS di Taiwan, American Institute in Taiwan (AIT), menyebutkan lawatan itu bersifat pribadi dan tidak resmi.
Trump pernah membuat marah China ketika dia menelepon Tsai bulan ini sehingga memunculkan pertanyaan apakah pemerintahan Trump tidak lagi mengadopsi kebijakan "satu China" di mana China di anggap satu-satunya representasi, sedangkan Taiwan dianggap tak lebih dari bagian China.
Seorang penasihat tim transisi Trump mengatakan kemungkinan tidak akan ada pertemuan tingkat tinggi AS dan Taiwan di masa mendatang nanti.
China sangat mencurigai Tsai yang dianggapnya berusaha mendapatkan pengakuan kemerdekaan formal Taiwan yang selama ini berbentuk pemerintahan sendiri namun dianggap China sebagai provinsi yang tengah memberontak.
Kementerian Luar Negeri China menyeru AS untuk tidak mengizinkan presiden Taiwan itu transit di AS dan sekaligus "tidak mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan."
AS mengubah kebijakannya soal China dari semula mengakui Taiwan menjadi mengakui China pada 1979, dan mengakui Taiwan adalah bagian dari China.
Tsai akan transit di AS dalam perjalanannya ke dan dari Honduras, Nikaragua, Guatemala dan El Salvador. Dia akan meninggalkan Taiwan pada 7 Januari dan kembali ke Taiwan pada 15 Januari tahun depan, demikian Reuters.
Kantor kepresidenan Tsai tidak mengungkapkan apakah perempuan presiden itu akan bertemu dengan tim Presiden terpilih Donald Trump, namun misi AS di Taiwan, American Institute in Taiwan (AIT), menyebutkan lawatan itu bersifat pribadi dan tidak resmi.
Trump pernah membuat marah China ketika dia menelepon Tsai bulan ini sehingga memunculkan pertanyaan apakah pemerintahan Trump tidak lagi mengadopsi kebijakan "satu China" di mana China di anggap satu-satunya representasi, sedangkan Taiwan dianggap tak lebih dari bagian China.
Seorang penasihat tim transisi Trump mengatakan kemungkinan tidak akan ada pertemuan tingkat tinggi AS dan Taiwan di masa mendatang nanti.
China sangat mencurigai Tsai yang dianggapnya berusaha mendapatkan pengakuan kemerdekaan formal Taiwan yang selama ini berbentuk pemerintahan sendiri namun dianggap China sebagai provinsi yang tengah memberontak.
Kementerian Luar Negeri China menyeru AS untuk tidak mengizinkan presiden Taiwan itu transit di AS dan sekaligus "tidak mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan."
AS mengubah kebijakannya soal China dari semula mengakui Taiwan menjadi mengakui China pada 1979, dan mengakui Taiwan adalah bagian dari China.
Tsai akan transit di AS dalam perjalanannya ke dan dari Honduras, Nikaragua, Guatemala dan El Salvador. Dia akan meninggalkan Taiwan pada 7 Januari dan kembali ke Taiwan pada 15 Januari tahun depan, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.