Bandarlampung (ANTARA News) - Produksi ikan teri di Pulau Pasaran Kota Bandarlampung belum pulih sehubungan masih anjloknya hasil tangkapan teri segar di bagan-bagan yang bertebaran di perairan Teluk Lampung, seperti kawasan Ketapang hingga Legundi.
"Sejak tiga bulan lalu hingga sekarang, produksi teri asin anjlok. Sangat sedikit ikan segar yang ditangkap di bagan-bagan, dan hal itu berkaitan dengan faktor cuaca," kata salah satu agen ikan asin, Waskarah, di Pulau Pasaran Bandarlampung, Jumat.
Ia menyebutkan kondisi itu menyebabkan sebagian besar perajin ikan asin menghentikan sementara usaha produksinya.
"Meski demikian, masih ada yang membuat ikan asin, namun volumenya sangat terbatas," katanya.
Ia menyebutkan harga ikan teri jengki (teri besar) kini mencapai Rp42.000/kg, padahal harga normalnya Rp35.000/kg.
Harga ikan teri lainnya yang ukurannya di bawah teri jengki mencapai Rp60.000- Rp65.000/kg, sedang harga ikan teri nasi mencapai Rp100.000/kg.
Dia menyebutkan dirinya dalam sehari hanya bisa menghasilkan 500 kg ikan teri asin, padahal pada kondisi normal bisa mencapai 2-3 ton sehari yang dipasok ke Jakarta.
Ia menyebutkan penurunan produksi teri asin bukan hanya terjadi di Pulau Pasaran saja, tetapi juga di berbagai sentra penghasil ikan asin di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Faktor alam sebenarnya penyebab penurunan produksi ikan teri asin, meski faktor lainnya juga berkontribusi, seperti pencemaran dan ulah nelayan yang menangkap ikan menggunakan alat yang tidak ramah lingkungan.
Pulau Pasaran awalnya dipenuhi pohon kelapa di tahun 1960-an dan penduduknya pun hanya beberapa keluarga, dan luasnya hanya sekitar dua hektare. Namun kini pulau seluas sekitar delapan ha dan disesaki rumah-rumah pengrajin ikan asin, sementara pantai pesisirnya dipenuhi kapal-kapal nelayan dan keramba.
Aktivitas penduduk Pulau Pasaran setiap harinya selalu berkaitan dengan produksi ikan asin, kecuali jika berhenti berproduksi maka mereka bekerja serabutan, seperti buruh dan awak angkutan umum.
Dalam sehari, para pengrajin mampu memproduksi ikan teri asin berkisar 20--30 ton yang umumnya dipasarkan ke Jabodetabek, Bandung, dan daerah lainnya di Sumatera, seperti Medan, Sumut. Jika produksi anjlok, Pulau Pasaran hanya mampu menghasilkan sekitar 1-2 ton ikan teri dalam sehari.
"Sejak tiga bulan lalu hingga sekarang, produksi teri asin anjlok. Sangat sedikit ikan segar yang ditangkap di bagan-bagan, dan hal itu berkaitan dengan faktor cuaca," kata salah satu agen ikan asin, Waskarah, di Pulau Pasaran Bandarlampung, Jumat.
Ia menyebutkan kondisi itu menyebabkan sebagian besar perajin ikan asin menghentikan sementara usaha produksinya.
"Meski demikian, masih ada yang membuat ikan asin, namun volumenya sangat terbatas," katanya.
Ia menyebutkan harga ikan teri jengki (teri besar) kini mencapai Rp42.000/kg, padahal harga normalnya Rp35.000/kg.
Harga ikan teri lainnya yang ukurannya di bawah teri jengki mencapai Rp60.000- Rp65.000/kg, sedang harga ikan teri nasi mencapai Rp100.000/kg.
Dia menyebutkan dirinya dalam sehari hanya bisa menghasilkan 500 kg ikan teri asin, padahal pada kondisi normal bisa mencapai 2-3 ton sehari yang dipasok ke Jakarta.
Ia menyebutkan penurunan produksi teri asin bukan hanya terjadi di Pulau Pasaran saja, tetapi juga di berbagai sentra penghasil ikan asin di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Faktor alam sebenarnya penyebab penurunan produksi ikan teri asin, meski faktor lainnya juga berkontribusi, seperti pencemaran dan ulah nelayan yang menangkap ikan menggunakan alat yang tidak ramah lingkungan.
Pulau Pasaran awalnya dipenuhi pohon kelapa di tahun 1960-an dan penduduknya pun hanya beberapa keluarga, dan luasnya hanya sekitar dua hektare. Namun kini pulau seluas sekitar delapan ha dan disesaki rumah-rumah pengrajin ikan asin, sementara pantai pesisirnya dipenuhi kapal-kapal nelayan dan keramba.
Aktivitas penduduk Pulau Pasaran setiap harinya selalu berkaitan dengan produksi ikan asin, kecuali jika berhenti berproduksi maka mereka bekerja serabutan, seperti buruh dan awak angkutan umum.
Dalam sehari, para pengrajin mampu memproduksi ikan teri asin berkisar 20--30 ton yang umumnya dipasarkan ke Jabodetabek, Bandung, dan daerah lainnya di Sumatera, seperti Medan, Sumut. Jika produksi anjlok, Pulau Pasaran hanya mampu menghasilkan sekitar 1-2 ton ikan teri dalam sehari.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.