Timika (ANTARA News) - Pesawat Susi Air PK-BVM yang tergelincir di Bandara Aminggaru, Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Sabtu pagi, membawa bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat setempat, kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Mimika John Rettob.
Pesawat jenis pilatus porter itu, kata John, mengangkut bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat di Ilaga dari Bandara Mozes Kilangin Timika, Sabtu pagi, dengan berat muatan 853 kilogram.
John mengatakan bahwa pesawat Susi Air tersebut dipiloti Kapten James Davis.
"Kondisi pilot stabil. Hanya saja ada beberapa kerusakan pada pesawat seperti propeler dan bagian ekor pesawat," jelasnya.
Pesawat tersebut mengalami insiden tergelincir ke sisi kanan Bandara Aminggaru Ilaga saat mendarat pada hari Sabtu pukul 07.30 WIT.
Insiden yang menimpa pesawat Susi Air tersebut menambah panjang daftar kecelakaan pesawat terbang di Bandara Aminggaru Ilaga.
Dalam 3 bulan terakhir, sudah terjadi lima kali kecelakaan pesawat terbang di Bandara Aminggaru, Ilaga yang memiliki panjang landas pacu 600 meter.
Pada awal Oktober lalu, pesawat Asian One Air PK-LTV jenis grand caravan milik Pemkab Mimika juga mengalami hal yang sama saat mendarat di Bandara Ilaga. Pesawat tersebut hingga kini masih parkir di Bandara Ilaga menunggu perbaikan.
Berikutnya, kecelakaan menimpa pesawat Susi Air yang mengalami insiden pecah ban saat mendarat di Bandara Ilaga dan pesawat Johnlin Air PK-JBR juga mengalami insiden tergelincir di Bandara Ilaga.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo menyebutkan ada sejumlah faktor penyebab kecelakaan penerbangan di Bandara Ilaga.
Selain faktor cuaca yang sering tidak menentu, kata dia, karena pilot melanggar prosedur operasional standar (SOP) saat melakukan penerbangan, salah satunya keluar dari rute yang sudah ditetapkan.
"Di Papua kan daerahnya pegunungan. Jadi, harus disiplin penerbangannya dan sesuai dengan SOP," ujar Suprasetyo di Jakarta, belum lama ini.
Pemerintah juga berencana untuk membangun kembali "runway" Bandara Aminggaru, Ilaga, yang memiliki panjang 600 meter.
Rencananya landas pacu bandara tersebut akan bergeser beberapa derajat dari posisi sekarang agar bisa diperpanjang.
Pesawat jenis pilatus porter itu, kata John, mengangkut bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat di Ilaga dari Bandara Mozes Kilangin Timika, Sabtu pagi, dengan berat muatan 853 kilogram.
John mengatakan bahwa pesawat Susi Air tersebut dipiloti Kapten James Davis.
"Kondisi pilot stabil. Hanya saja ada beberapa kerusakan pada pesawat seperti propeler dan bagian ekor pesawat," jelasnya.
Pesawat tersebut mengalami insiden tergelincir ke sisi kanan Bandara Aminggaru Ilaga saat mendarat pada hari Sabtu pukul 07.30 WIT.
Insiden yang menimpa pesawat Susi Air tersebut menambah panjang daftar kecelakaan pesawat terbang di Bandara Aminggaru Ilaga.
Dalam 3 bulan terakhir, sudah terjadi lima kali kecelakaan pesawat terbang di Bandara Aminggaru, Ilaga yang memiliki panjang landas pacu 600 meter.
Pada awal Oktober lalu, pesawat Asian One Air PK-LTV jenis grand caravan milik Pemkab Mimika juga mengalami hal yang sama saat mendarat di Bandara Ilaga. Pesawat tersebut hingga kini masih parkir di Bandara Ilaga menunggu perbaikan.
Berikutnya, kecelakaan menimpa pesawat Susi Air yang mengalami insiden pecah ban saat mendarat di Bandara Ilaga dan pesawat Johnlin Air PK-JBR juga mengalami insiden tergelincir di Bandara Ilaga.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo menyebutkan ada sejumlah faktor penyebab kecelakaan penerbangan di Bandara Ilaga.
Selain faktor cuaca yang sering tidak menentu, kata dia, karena pilot melanggar prosedur operasional standar (SOP) saat melakukan penerbangan, salah satunya keluar dari rute yang sudah ditetapkan.
"Di Papua kan daerahnya pegunungan. Jadi, harus disiplin penerbangannya dan sesuai dengan SOP," ujar Suprasetyo di Jakarta, belum lama ini.
Pemerintah juga berencana untuk membangun kembali "runway" Bandara Aminggaru, Ilaga, yang memiliki panjang 600 meter.
Rencananya landas pacu bandara tersebut akan bergeser beberapa derajat dari posisi sekarang agar bisa diperpanjang.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.