Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan) berfoto bersama Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (ketiga kanan), Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim (ketiga kiri), Gubernur Bank Sentral Inggris Mark Carney yang juga Ketua Dewan Stabilitas Keuangan IMF (kiri) dan Gubernur Bank Sentral Afrika Selatan Lesetja Kganyago yang juga Ketua Komite Moneter dan Keuangan Internasional IMF (kanan) saat menghadiri acara The Bali Fintech Agenda dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 di Mangapura Hall, BICC, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018). The Bali Fintech Agenda akan membahas berbagai peluang dan tantangan yang bisa diperoleh dari teknologi yang berpotensi mengubah lansekap ekonomi dan keuangan. ANTARA FOTO/ICom/AM IMF - WBG/Afriadi Hikmal/kye
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dodi Budi Waluyo mengatakan penyelenggaraan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia Grup (IMF-WBG) 2018 mendapatkan testimoni yang positif dari para peserta.
"Semua testimoni kepada Indonesia mengatakan amaze, bahwa penyelenggaraan AM di Indonesia ini dilakukan secara profesional. Ini menunjukkan bagaimana persiapan sejak 2015 memberikan hasil yang maksimal," kata Dody dalam temu media di Nusa Dua, Bali, Sabtu.
Dody berharap respons positif dari para peserta terhadap pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018 dapat kemudian membuat Indonesia, terutama Bali, dilirik untuk penyelenggaraan acara besar lainnya.
"Hasil yang ingin kita lihat adalah intangible-nya. Bahwa event besar kemudian bisa dilakukan di Indonesia. Semua tamu asing mengatakan akan sulit untuk mengalahkan Indonesia di penyelenggaraan forum-forum besar lainnya," ujar dia.
Dody juga menjelaskan bahwa semua pertemuan sampai dengan Sabtu (13/10) berjalan dengan lancar.
Ia menyebutkan bahwa beberapa isu-isu besar yang sulit dipecahkan, terutama masalah perdagangan, ternyata memunculkan kesepakatan terutama yang melibatkan negara-negara besar yang sedang dalam tensi dagang.
"Komunikenya juga sudah keluar. Intinya assessment global untuk 2018-2019 memang dilakukan koreksi ke bawah dari pertumbuhan ekonomi dunia dari enam bulan sebelumnya, meskipun dikoreksi ke bawah, tetap ekonomi dunia tumbuh di atas rata-rata historis 3,3 persen," kata Dody.
Ia juga mengatakan bahwa momentum untuk pertumbuhan dunia masih ada meskipun tahun ini dan tahun depan akan terkoreksi karena isu-isu besar yang masih terjadi secara global, baik itu tekanan di pasar keuangan maupun perdagangan.
Baca juga: IMF apresiasi persiapan pertemuan tahunan di Bali
Baca juga: IMF apresiasi persiapan pertemuan tahunan di Bali
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.